Pentingnya
Peran Organisasi bagi Perempuan Papua
Budaya patriarki adalah sebuah sistem sosial
yang menempatkan laki-laki sebagai sosok otoritas utama yang sentral dalam
organisasi sosial, secara tersirat sistem ini mengistimewakan laki-laki dan
menuntut subordinasi ( anggapan suatu peran yang dilakukan oleh satu jenis
kelamin lebih rendah dari pada yang lain ) terhadap kaum perempuan.
Sejumlah negara masih mempertahankan hukum
yang menempatkan perempuan dibawah kontrol legal suaminya. Ini termasuk sebagai
contoh hukum yang mengharuskanada izin suami bagi istrinya yang bekerja, hukum
yang mensahkan suami untuk mengontrol upah istrinya dan hukum yang memberi hak
perwalian anak bagi suami dan mengontrol tempat tinggal istrinya. Di beberapa negara
masih terdapat juga perempuan yang dijual untuk melakukan pernikahan, kaum
perempuan juga dapat dibunuh dengan impunitas bagi pembunuhnya karena dianggap
melanggar ‘kehormatan’ lelakinya, ( Partai Sosialis Demokratik 2015 : 90 )
Menurut menteri Pemberdayaan Perempuan,
Yohana Yembise dalam wawancara khusus yang dipandu oleh Farhannisa Nasution
dikantor redaksi Liputan6.com, SCTV Tower, Jakarta Pusat, ibu menteri
mengatakan bahwa budaya patriarki masih tinggi di Indonesia, terutama di daerah
Indonesia bagian timur di antaranya, Papua, Maluku dan Nusa Tenggara Timur.
Nah, di Papua sendiri kita sebagai
perempuan Papua sudah pasti merasakan berbagai bentuk ketimpangan sosial yang
terjadi akibat budaya patriarki, contoh yang mendasar dalam budaya di daerah
Pegunungan Papua kebanyakan anak laki-laki lebih di hargai dan didahulukan
dalam berbagai hal sehingga hal ini berakibat pada psikologi perempuan Papua
dalam kelangsungan hidupnya. Satu lagi contoh yang sangat miris yaitu penyalah
tafsiran tentang nilai maskawin, dimana kebanyakan pembayaran maskawin ini
dianggap sebagai suatu tanda bahwa laki-laki berhak atas semua kehidupan
perempuan sehingga perempuan Papua harus tunduk di bawah kaki laki-laki. Dalam
berbagai pemagaran masalah yang memarginalisasi hak-hak perempuan Papua hal ini
akan sangat berdampak buruk bagi kelangsungan hidup perempuan Papua bahkan akan
terus berkesinambungan terhadap anak cucunya yang perempuan.
Jika dilihat sesuai perkembangan zaman
saat ini, perlakuan-perlakuan yang diterima
perempuan Papua merupakan sebuah masalah yang sangat kompleks dan
hal-hal seperti ini harus dihapuskan melalui suatu usaha yang rasional
dilakukan agar dapat diterima bagi semua kalangan yang ada di tanah Papua.
Salah satu usaha atau solusi yang dapat
ditawarkan didalam tulisan ini adalah perempuan Papua harus aktif dalam
kegiatan organisasi, karena banyak manfaat yang diperoleh yang terkadang tidak
kita dapat pada saat pembelajaraan atau perkuliahan formal. Memang sudah banyak
perempuan Papua yang berintelektual dan berpendidikan tinggi tetapi banyak pula
dari mereka yang masih betah dengan
menjadi pemeran dibelakang layar dan ini sama sekali tidak membawa suatu
perubahan bagi nasib perempuan Papua.
Sebelum melanjutkan, sedikit penjelasan
tentang organisasi menurut seorang ahli yang bernama Schein mengemukakan bahwa organisasi
adalah suatu koordinasi yang dilakukan secara rasional oleh sekelompok orang
dalam usaha mencapai tujuan tertentu . ia juga mengungkapkan bahwa dalam
organisasi terdapat pembagian fungsi dan pekerjaan sesuai dengan tanggung jawab
masing-masing anggota.
Dari pengertian diatas dapat dijabarkan
bahwa organisasi merupakan suatu wadah atau tempat sekelompok orang dalam suatu
usaha mencapai tujuan bersama, sesuai dengan visi dan misi yang dirancang bersama. Organisasi ini diperlukan sebuah koordinasi
dan manajemen pelaksanaan rancangan agar
setiap orang yang terlibat didalam sini dapat bekerja sesuai dengan garis
koordinasi yang ditentukan dan semua tanggung jawab yang diberi dapat
terlaksanakan dengan baik.
Dalam sebuah organisasi sering kita
jumpai berbagai masalah ataupun program kerja yang harus dilaksanakan agar
keeksistensian dari organisasi tetap dipertahankan, sehingga secara tidak
langsung hal ini merupakan metode pembelajaran kita agar dapat menyikapi
permasalahan yang kompleks didalam kehidupan bermasyarakat. Tak hanya itu
organisasi juga memiliki berbagai manfaat yang sangat cocok dijadikan perempuan
Papua sebagai pijakkan awal untuk menyuarakan kesetaraan haknya dengan kaum
laki-laki, berikut uraiannya:
1. Melatih
mental berbicara di depan publik ( Public
Speaking )
Saat berdiskusi dalam organisasi biasanya waktu dan
ruang dibuka sebebas-bebasnya untuk mengemukakan pendapat, sehingga hal ini
dapat digunakan oleh perempuan Papua untuk belajar melatih mental agar bisa
berbicara di depan umum. Tapi pada kenyataannya perempuan Papua yang memiliki
pemikiran bagus dalam organisasi takut berbicara di depan publik sehingga ide
bagus itu tak bisa dilaksanakan dan terkubur begitu saja dalam benak perempuan
Papua tersebut. Public Speaking memang
terbilang agak sulit tapi hal ini diharuskan kepada setiap perempuan Papua yang
membaca artikel ini, ada pepatah yang mengatakan “ Bisa karna Terbiasa “, jadi
dengan kebiasaan melatih berbicara di depan umum, semakin hari keberanian
berbicara di depan umum akan terus terpupuk.
2. Mudah
memecahkan masalah
Organisasi memerlukan berbagai pendapat ataupun
masukkan agar dapat memecahkan masalah yang terjadi di internal organisasi ataupun
dalam hal penyusunan program-program perlu adanya sumbangsi ide. Hal ini
mengajarkan kita sebagai perempuan Papua
untuk ikut berpikir memecahkan masalah sehingga kita akan menjadi perempuan
Papua yang siap menghadapi berbagai masalah di dunia kerja nanti karena kita
sudah memiliki pengalaman dalam memecahkan masalah di organisasi.
3. Memperluas
pergaulan
Dengan aktif di dalam organisasi, kita dapat
berkenalan dengan orang baru dalam berbagai momen yang dilaksanakan, tak hanya
sebatas kenalan tapi juga kita dapat menguatkan jalinan emosional yang ada
sebagai sesama saudara.
4. Meningkatkan
wawasan dan pengetahuan
Secara tidak langsung keterlibatan kita dalam
organisasi dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita, tak seperti biasanya di
dalam kampus, kita hanya mempelajari jurusan yang telah kita pilih. Berbagai
latar belakang ilmu yang ditempuh dipadukan didalam organisasi sehingga penting
bagi perempuan Papua untuk mengikut sertakan diri dalam keaktifan sebuah
organisasi karena dapat menambah pengetahuan umum kita.
5. Kuat
dalam Menghadapi Tekanan
Karena sudah terbiasa menghadapi masalah dalam
organisasi dan terbiasa harus berpikir keras untuk mencari jalan keluar, kita
akan mampu menjadi perempuan Papua yang tangguh dalam menghadapi masalah, ini
merupakan hal mencolok yang dapat dijadikan perbandingan, perempuan yang tidak
mengenal organisasi dia hanya akan menyerah dalam situasi penuh tekanan tidak sama
dengan perempuan Papua yang makan garam dalam organisasi, ia akan mampu
menegakkan kepalanya dan menghadapi tekanan dengan jalan keluar yang
dipikirkannya, bukan melalui intervensi dari pihak lain.
6. Membentuk
karakteristik seseorang
Karakteristik akan terbentuk dengan sendirinya jika
kita mengikuti organisasi, contohnya: punya prinsip yang teguh, rela berkorban
untuk kepentingan bersama, bertanggung jawab dengan semua tugas yang diberikan
dan menjunjung tinggi nilai moral dan etika. Pintar saja belum cukup nona,
banyak orang pintar di Negara ini tapi tidak memiliki karakter yang baik
sehingga kita tidak tersandung dalam kasus korupsi dan juga prostitusi. Dengan
mengikuti organisasi diharapkan perempuan Papua Mampu menjadi orang yang pintar dan berkarakter
untuk melakukan perubahan di Papua yang semakin ambur adul.
7. Mengatur
waktu dengan baik
Orang yang aktif organisasi akan mengatur dan
memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dan hanya akan melakukan hal-hal yang
bersifat sosial daripada terus menerus menghabiskan waktu dengan mengurus diri
sendiri, seperti yang sering dilakukan perempuan Papua pada zaman sekarang,
Pada saat ketemu teman pasti bahasnya tentang cowok, ataupun model pakaian dan
sepatu yang lagi ngetrend dengan menghabiskan waktu berjam-jam. Yang saya
permasalahkan di sini adalah porsi pembagian waktunya yang sangat parah, banyak
sekali permasalahan di Papua yang belum terselesaikan dan itu adalah PR kita
bersama. Dengan mengikuti organisasi pola pemikiran kita yang terlalu egois akan
dipoles sehingga kita akan semakin peka terhadap masalah-masalah yang terjadi
di Papua, apalagi masalah tentang perempuan Papua yang masih banyak sekali
belum terselesaikan. Perempuan Papua diharapkan dapat memanage waktu
sebaik-baiknya karena generasi perempuan Papua selanjutnya akan ditentukan dari
star awal yang kita mulai nona-nona.
8. Sebagai
ajang pembelajaran kerja yang sesungguhnya
Organisasi dapat diibaratkan sebagai sekelompok
masyarakat yang mendiami suatu daerah, sehigga hal ini merupakan salah satu
metode pembelajaran untuk menuntun kita di dunia kerja nanti nona. Kita harus
menyiapkan diri sebagai perempuan Papua yang siap dan berani berbicara dengan
lantang atas nama kebenaran, tak hanya sekedar bekerja di belakang layar, di
saat kesempatan datang tidak perlu lagi kita menunda, raihlah kesempatan itu,
tunjukkan bahwa “ Sa perempuan Papua, sa juga bisa “.
Organisasi merupakan sebuah kesempatan
bagi perempuan Papua agar bisa belajar untuk menyelaraskan kedudukkan dengan
laki-laki karena mendapat porsi yang sama untuk berpartisipasi, dalam hal ini,
bukan berarti kita harus melawan pihak laki-laki, Namun melalui organisasi ini
semua ilmu yang kita dapat bisa diaplikasikan dan diwujudkan nyatakan untuk
lingkup yang kecil sebelum nantinya kita berada di kehidupan masyarakat luas.
Pengeksplorasian ilmu dan pengetahuan yang didapatkan perempuan Papua melalui
organisasi inilah yang dapat menjadi suatu nilai tambah bagi perempuan Papua,
di mana ada tolak ukur bahwa perempuan Papua sudah tidak bisa lagi dipandang sebelah
mata oleh kaum adam. Dengan berbagai macam pandangan ilmu yang berpadu dalam
organisasi maka kita secara tidak langsung akan mendapatkan banyak sekali ilmu
dan pengetahuan yang baru.
Saat ini perjuangan kesetaraan yang
didapatkan perempuan Papua bisa dimulai dari organisasi, manfaatkanlah hal ini
sebagai perempuan yang bijak, bukan untuk kepentingan kita saat ini, tapi kita
merupakan star awal yang akan menentukkan nasib anak cucu kita yang perempuan,
jika ingin penindasan perempuan Papua dihapuskan, mulailah dulu dengan sesuatu
yang bisa kita lakukan sekarang.
DAFTAR PUSTAKA: Partai Demokratik
Sosialis. 2015. Feminisme dan Sosialisme. Yogyakarta. Rumah Penerbitan Bintang
Nusantara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar